Kiamat 2012 Karena Kemenag Demak -->
Cari Berita

Advertisement

Kiamat 2012 Karena Kemenag Demak

WAWASANews.com
Rabu, 12 Desember 2012
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ribuan Kitab PDF
Ahad malam, 9 Desember 2012, saya mengririmkan kembali naskah Lomba Karya Ilmiah Remaja (KIR) PAI dari Panitia Scince Fair and Expo Tingkat Kabupaten Demak yang akan diadakan tiga hari berikutnya, Rabu, 12 Desember 2012, hari dimana sebagian "orang gendeng" meramal sebagai jatuhnya hari kiamat. 
Saya mengusahakan sebisa-mungkin pada Senin pagi, sesuai permintaan panitia, beberapa naskah yang saya koreksi dari peserta KIR itu rampung saya kirim walaupun pada malam Ahad itu harus menginggalkan undangan menghadiri undangan meeting dari seorang pengasuh pondok pesantren di Bugen, Semarang. Saya gagalkan acara karena ngoreksi naskah dari panitia yang baru saya terima via email sehari sebelumnya. 
Begitu hari presentasi tiba, Rabu, saya datang ke tempat acara di Madrasah Tsanawiyah Miftahul Ulum, Ngemplak, Mranggen, Demak, sekitar pukul sembilan pagi. Janji dari panitia, acara khusus KIR akan rampung jam 12 siang. Artinya, jam 9 atau 10 pagi harusnya sudah dimulai. 
Saya yang datang tanpa ditemui ketua panitia, tanpa surat undangan tertulis resmi dan tanpa Term of Reference (TOR) acara, jadi bingung mau ngapain di tempat acara mengingat suasana acara yang ramainya mirip Olimpiade tersebut ternyata baru menunggu seorang pejabat lokal Kemenag yang akan membuka, konon, secara resmi. 
Saya menunggu setengah jam lebih, si pejabat itu baru datang. Acara baru dimulai. Pembukaan ternyata rampung jam 11.30-an. Saya yang sejam sebelumnya ditempatkan di sebuah ruang penuh para guru berseragam biru PNS Demak, baru sadar kalau waktu sudah mulai siang. Saya tidak tahu ruang apa itu. Tapi di pintu masuk tertulis: Ruang Kesektariatan.
Tapi kalau benar ruang kesektariatan, isinya kok para guru dan guri (guru cewek) saling mengobrol tidak jelas menunggu pimpinannya tengah membuka acara, alias sambutan. Saya kira itu ruang tamu. Bukan ruang panitia. Alasannya, saya mau ketemu panitia yang ada di sana pun dijawab tidak tahu oleh guru-guri itu. Melas begete, ada pejabat sambutan, tapi anak buahnya pada sak udele dewe jagongan di ruang tidak jelas, yang saya juga "disekap" tanpa tahu sampai kapan sebelum memutuskan sendiri lepas landas. 
Tanpa ijin kepada panitia, -saya memang tidak tahu siapa nama ketua panitianya-,  pulanglah saya. Maksud hati tetap di tempat. Namun karena harus ngisi acara bedah buku di Universitas Muria Kudus (UMK) jam 2 siang, maka saya cabut walau acara belum dimulai. 
Akhirnya, saya pulang dengan penuh kedongkolan. Saya bilang kepada teman yang mengundang saya ke sana: “saya kecewa dan saya tidak akan meminta maaf kepada panitia atas keputusan saya.”
Bagaimana saya tidak kecewa, lha wong pemberitahuan yang saya terima harus datang jam 9, molornya sampai 3 jam. Sudah begitu, saya yang diminta jadi juri lomba, malah diminta tunggu acara “pak pejabat” membuka acara. Saya ini diundang untuk hadiri acara pembukaan atau lomba presentasinya? Ah, mboh. Panitianya saja tidak jelas. Mungkin saya tidak diundang barangkali. Laiknya Thufail itu, atau Jailangkung. Teko dewekan, muleh dewekan.
Mau tahu nama pejabat itu? Saya lupa. Tapi dia, kata sopir mobilnya, adalah pejabat Kemenag Demak bagian Kesra. Pejabat seperti itu tidak perlu dibudidayakan. Datangnya terlambat dan sambutannya tidak didengarkan anak buahnya. Saya berpikir, acara yang menghabiskan dana Rp. 40 juta itu mungkin memang sekadar seremoni, yang berguna untuk laporan akhir tahun. Sehingga pengelolaannya pun kocar-kacir.
Saya yang meminta agar semua naskah yang terkorekasi diprint-kan panitia, tidak terkabul. Padahal saya sudah mengalah mau datang, diundang mepet, dan tepat waktu, atau, orang Kemenag Demak bilang, profesional. Sayang, balasan mereka ngawur, tidak berbudi kasih.
Gara-gara undangan mendadak ke sana, saya batalkan agenda penting, demi ngoreksi naskah, -yang entah dikoreksi sebelumnya oleh panitia atau tidak sebelum dikirim ke saya. Gara-gara panitia terlambat tak sesuai janji, acara saya di Kudus juga kocar-kacir, hati jadi grusa-grusu dan kemrungsung. Olimpiade Kemenag Demak amburadul, mbelgedes. Tidak bermutu. Inilah kiamat saya pada 12-12-12.

M Abdullah Badri
Juri Gagal Scince Fair and Expo KIR PAI Kemenag Demak

Jual Kacamata Minus

close
Jual Flashdisk Isi Ribuan Buku Islam PDF