Oleh Muhammad Rajab
Judul
buku : Manufacturing Hope Bisa!
Penulis : Dahlan Iskan
Penerbit : PT Elex Media Komputindo
Cetakan : Pertama, 2012
Tebal : 268 halaman
ISBN : 978-602-00-3398-3
Dahlan Iskan, tiba-tiba namanya meroket
saat Indonesia terbelit birokrasi dan terjadi kekosongan penggerak. Dahlan-lah
yang mau terjun langsung. Dahlan bukan sekadar berwacana dan bermimpi. Melalui
Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan mampu membangkitkan harapan ketika
bangsa berada di ambang kehancuran. Buku Manufacturing Hope Bisa! ini
merupakan catatan menarik Dahlan dalam membangun BUMN. Semua impian dan gagasan
segarnya dalam membangun BUMN tertuang dalam buku setebal 268 halaman ini.
Lewat buku ini Dahlan ingin membuka pikiran
masyarakat Indonesia yang kebanyakan merasa minder di hadapan orang asing dan
pesimis bahwa Indonesia bisa bangkit dari keterpurukannya. Terlepas dari
kontroversi dan pro-kontra tentang sikap Dahlan akhir-akhir ini, ia layak
diapresiasi. Kahadirannya di jajaran kursi kementrian RI, setidaknya
menumbuhkan harapan baru di hati publik.
Seakan tak ingin mengecewakan publik, Dahlan
langsung bergerak melihat permasalahan BUMN di awal-awal masa kementeriannya. Buktinya,
setelah sebulan diangkat sebagai Menteri BUMN, pada November 2011 telah mengunjungi lebih dari 30 unit usaha
milik publik ini. Dengan melihat permasalahan yang terjadi, Dahlan bertekad
untuk pertama-tama membangun indusri manufacturing hope atau
industrialisasi harapan. Hal itu bisa dilakukan setelah Dahlan berketetapan
hati untuk lebih memerankan diri sebagai seorang chairman/CEO daripada
seorang menteri. Sebagai chairman kementerian BUMN, Dahlan bisa lebih
fleksibel, tidak terlalu kaku, dan tidak terlalu dibatasi oleh tembok-tembok
birokrasi.
Sebagai menteri negara yang mengurusi
BUMN, Dahlan Iskan memang menghadapi berbagai macam masalah yang tidak mudah.
Banyak BUMN kita yang masih jauh dari harapan. Meski pemberantasan korupsi,
kolusi, dan nepotisme (KKN) telah diembuskan lebih dari sepuluh tahun lalu,
dengan sistem birokrasi yang masih mengakar di BUMN-BUMN kita, segala macam “pelicin”
tampaknya masih banyak dibutuhkan. Belum lagi saling menitipkan orang dan
bisnis.
Dari catatan Dahlan Iskan dalam buku
ini, kita menemukan seribu satu solusi bagi kusutnya masalah BUMN. Banyaknya
ide baru tentu ikut menentukan
keberhasilan manufacturing hope. Dari sinilah BUMN bisa bangkit dan
keluar dari keterpurukan. Bahan baku untuk membangun manufacturing hope pun
gampang didapat dan gratis, yakni niat baik, ikhlas, kreativitas, tekad, dan
totalitas (halaman 5).
Hope dan ide segar yang
ditelurkan Dahlan dalam BUMN dimulai dengan memperbaiki mental. Bagi Dahlan,
mental adalah bekal utama untuk membangkitkan manufacturing hope di
BUMN. BUMN membutuhkan orang-orang yang bermental baja, alias pekerja keras dan
jujur. Karena tidak dapat dimungkiri, banyak memakai istilah “mengabdi” di BUMN,
namun ada niatan-niatan buruk yang terselubung di dalamnya (hlm. 29).
Dari sinilah Dahlan Iskan menaruh “kecurigaan”
terhadap para eksekutif BUMN, mengapa BUMN selama ini tidak pernah bangkit. Dahlan
menyatakan, “Maka saya curiga orang-orang yang sering menghembuskan wacana
bahwa menjadi eksekutif di BUMN itu sulit adalah orang-orang yang pada dasarnya
memang tidak bisa bekerja” (hlm. 25).
Dahlan Iskan sudah menunjukkan bahwa
perubahan itu mampu dilakukan, harapan itu mampu diraih. Syaratnya, berada di
tengah lingkungan yang ingin diubah. Maka, Dahlan Iskan bergabung dengan para
komuter di KRL untuk mengetahui apa yang menjadi masalah di sana dan bagaimana
memperbaikinya. Hasilnya, PT KAI sekarang memiliki layanan yang lebih baik.
Tak salah jika Rhenald Kasali dalam
pengantar buku ini mengatakan, Dahlan merupakan pemimpin yang dicintai,
digilai, namun juga dicurigai. Pemimpin seperti ini menciptakan hope, bahasanya
mudah, tapi oleh sebagian orang mungkin juga dianggap sebagai ancaman. Dan,
jika ia kurang memperhatikan aspek-aspek strategis, ia bisa kehilangan pijakan
jangka panjang dan hanya menjadi pencitraan.
Dahlan Iskan tentu tidak bisa hanya
memimpin dengan contoh. Ia harus merajutkan hope-nya ke dalam
langkah-langkah strategis yang memungkinkan seluruh elemen di kementerian yang
ia pimpin bergerak menuju hope yang ia harapkan.
Kehadiran Dahlan untuk memimpin BUMN menjadi
tanda bahwa angin perubahan telah berhembus. Dahlan memberikan harapan yang
mampu dicapai dengan tindakan-tindakan nyata. Mencontohnya bukanlah hal
yang keliru. Berhenti berwacana dan
lakukan sesuatu untuk menciptakan sebuah perubahan. Itulah pesan utama yang
disampaikan buku ini.
Pada intinya, buku yang ditulis langsung
oleh Menteri BUMN ini mengajak kita untuk membangun bangsa dengan membangkitkan
sebuah harapan terlebih dahulu. Harapannya, mampu membangkitkan semangat untuk
bekerja dengan penuh totalitas dan ikhlas. Buku ini juga menunjukkan
bukti-bukti kongkrit bahwa dengan manufacturing hope, perubahan bisa
dilakukan di semua elemen khususnya semua badan usaha milik negara.
Muhammad Rajab,
Guru di SMP
Al-Izzah Kota Batu, Malang