Oleh Sartono, S.Pd.Si
Bicara mengenai kesehatan, tidak bisa lepas dari makanan.
Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa beragam penyakit awalnya berasal
dari pola makan. Terlebih lagi, selama beberapa dekade belakangan ini,
masyarakat cenderung meninggalkan pola hidup tradisional yang alami yang telah
menjadi salah satu bentuk kearifan lokal nenek moyang mereka, dan beralih ke
pola hidup modern yang serba praktis. Alih-alih menambah kemajuan dan
memperbaiki ketahanan hidup; pola hidup modern, gaya hidup dan
kebiasaan-kebiasaan buruk yang berlatar belakang tuntunan jaman, serta
lingkungan hidup yang semakin tercemar oleh polusi, hal tersebut justru secara
tidak sadar menjadikan tubuh sebagai gudang penyakit.
Keadaan ini lambat laun memunculkan kesadaran
masyarakat untuk kembali mencermati tradisi nenek moyang mereka. Fakta bahwa
“orang jaman dulu” relatif berumur panjang dan memiliki ketahan tubuh yang baik,
membuka jalan bagi gerakan kesadaran yang di kenal dengan istilah back to nature. Masyarakat mulai melirik
tanaman obat atau herbal sebagai solusi kesehatan. Hal ini di dukung pula oleh
semakin banyaknya penelitian-penelitian yang menelaah tanaman-tanaman tertentu
yang berkhasiat obat dengan efek samping yang minim dan tidak vital.
Praktek pengobatan modern dewasa ini pun
telah banyak yang memadu-padankan antara pengetahuan medis kimiawi dan
pengetahuan medis alami. Tidak sedikit pula dokter dan institusi kesehatan yang
menyandingkan praktek pengobatan tradisional sebagai alternatif yang mereka
tawarkan kepada pasien. Bertumbuhnya industri obat tradisional atau herbal
mempertegas kedudukan tradisi peninggalan nenek moyang yang satu ini setingkat
dengan ilmu pengetahuan medis modern. Fenomena ini tidak hanya terjadi di
negara-negara berkembang yang memang kental dengan tradisi, tetapi juga di
negara-negara maju yang notabene menjadi ikon dari kemajuan teknologi.
Lantas, bagaimana dengan Anda?
Antara Pengobatan
Medis Modern dan Tradisional
Pengobatan medis modern secara
sederhana dapat diartikan sebagai reka-teknologi kimiawi yang mengacu pada pengaruh
asupan zat tertentu pada sistem kerja tubuh manusia. Teknologi ini menghasilkan
senyawa-senyawa sintetis yang pada
hakikatnya merupakan tiruan dari senyawa-senyawa alami yang sudah ada. Kelebihan
dari teknologi ini memang terletak pada efektivitasnya karena lebih cepat di
serap oleh tubuh. Akan tetapi, kelebihan ini pula yang dapat menyebabkan efek
samping tertentu. Kondisi sel-sel tubuh yang tidak dapat menyerap dan membuang
senyawa-senyawa sintetis tersebut secara sempurna, sehingga meninggalkan
“limbah” di dalam tubuh. Hal ini jelas akan mengganggu sistem metabolisme tubuh
secara keseluruhan.
Berbeda dengan teknologi medis modern,
pengobatan tradisional yang berasal dari tanaman-tanaman obat atau herbal
memiliki keidentikan unsur yang sama dengan yang dibutuhkan oleh tubuh. Asupan
zat alami ini sudah tentu dapat berterima secara sempurna di dalam tubuh. Manfaat
utama dari obat-obatan herbal lebih pada fungsinya untuk menjaga keseimbangan
sistem metabolisme tubuh secara keseluruhan. Hal ini yang menyebabkan
pengobatan tradisional diyakini lebih lambat reaksinya jika dibandingkan dengan
obat-obat kimia.
Mengapa Herbal
Menjadi Pilihan?
Pada dasarnya tubuh manusia telah
dikaruniai oleh Tuhan dengan sistem yang teratur. Setiap sel tubuh bekerja
dalam ritme dan pola baku yang sudah diatur sedemikan rupa sehingga manusia
dapat bertahan hidup dalam segala kondisi. Sebagaimana sebuah sistem umumnya,
masalah itu muncul karena ada sesuatu yang mengganggu keteraturan tubuh. Bisa
jadi hal itu disebabkan oleh faktor internal seperti berkurangnya kemampuan
sel-sel organ karena usia lanjut, serta bisa juga karena faktor ekternal yang
berupa paparan benda asing seperti organisme tertentu atau zat racun yang masuk
ke dalam tubuh, baik melalui udara, air maupun melalui perantara makanan yang
di konsumsi.
Kondisi kesehatan yang tidak optimal
dikarenakan merentanya sel tubuh sudah tentu menjadi hal yang tidak mungkin
terhindarkan. Sementara kinerja tubuh yang menurun karena adanya paparan
organisme atau zat racun merupakan masalah yang harus ditangani dengan cermat
dan segera. Sayangnya, minimnya pengetahuan kesehatan dan pengetahuan mengenai
tubuh dapat menyebabkan seseorang terlambat mendiagnosis sesuatu hal buruk yang
mungkin sedang terjadi pada tubuhnya.
Metode pengobatan tradisional
berpangkal pada sistem metabolisme tubuh manusia. Gangguan yang terjadi tidak
semata-mata diperbaiki secara partial. Masing-masing organ tubuh memiliki keterkaitan dan umumnya gangguan
terjadi karena ada zat atau enzim tertentu yang di produksi secara berlebihan.
Ketidakteraturan ini dapat menimbulkan dampak buruk lainnya, seperti
peningkatan suhu tubuh, kadar asam-basa tubuh dan produksi gas yang berlebihan
sebagai efek tidak optimalnya kinerja organ tubuh. Sifat herbal yang alami
memudahkan tubuh untuk memperbaiki diri tanpa meninggalkan limbah. Kandungan
zat antioksidan dan beragam mineral yang ada dalam setiap tanaman-tanaman obat
mampu menstabilkan kembali sistem metabolisme tubuh yang tidak normal.
Beberapa kasus penyakit juga menunjukan
kelebihan pengobatan herbal jika dibandingkan dengan obat kimia. Sebagai contoh
dalam penanganan infeksi akibat virus, obat-obatan kimia hanya mampu
“menidurkan” virus sehingga ia hanya pasif berada di dalam tubuh. Sementara
itu, berdasarkan beberapa penelitian, asam laktat yang terkandung di dalam
minyak kelapa murni mampu menghancurkan sel inti virus. Demikian halnya dengan
penelitian-penelitian lain yang memperlihatkan efektivitas herbal dalam
pengobatan beragam penyakit kronis.
Bagaimana
Mengoptimalkan Khasiat Herbal?
Pada umumnya, tanaman obat atau herbal yang beredar
di pasaran telah dikemas dalam beragam bentuk, ada yang kering dan ada pula
yang basah atau cair. Herbal kering sendiri ada yang dibuat irisan halus,
serbuk maupun yang telah di kemas dalam kapsul. Pengeringan merupakan cara yang
paling efektif untuk mengawetkan tanaman obat sehingga dapat bertahan lama jika
di simpan secara benar.
Sekalipun minim efek samping,
mengkonsumsi tanaman obat atau herbal tidak boleh tanpa aturan dan tidak pula
berlebihan. Ada takaran dan proses pengolahan tertentu untuk masing-masing
tanaman obat agar dapat bermanfaat dan tidak mengganggu kestabilan sistem
metabolisme tubuh. Selain itu, kandungan dan sifat dari masing-masing tanaman
obat juga harus diperhatikan dengan baik sehingga ada kesesuaian dengan kondisi
tubuh orang yang mengkonsumsinya.
Pengolahan tanaman obat atau herbal
secara tradisional harus memperhatikan bahan dan peralatan yang digunakan.
Pengolahan tidak hanya menitikberatkan pada faktor kebersihan. Pengetahuan dasar mengenai sifat-sifat
tanaman obat harus diketahui sebelum mengolahnya. Ada beberapa jenis tanaman
obat yang tidak perlu dibersihkan dengan air dan ada pula jenis tanaman obat
yang harus dibersihkan dengan menambahkan zat tertentu. Demikian halnya dengan
cara mengiris atau memotongnya. Selain berhubungan dengan efek yang mungkin
dapat mengurangi kandungan tertentu, juga untuk kenyamanan dan kemudahan
pengolahannya.
Sartono, S.Pd.Si
Penulis, tinggal di Yogyakarta