Wacana Slogan Baru Kendal, Politis -->
Cari Berita

Advertisement

Wacana Slogan Baru Kendal, Politis

WAWASANews.com
Jumat, 17 Januari 2014
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ribuan Kitab PDF
Kendal-WAWASANews.Com
Suasana seminar: "Kendal: Antara Beribadat dan Hebat"
Rencana pergantian slogan Kabupaten Kendal yang pernah dilontarkan Bupati Kendal Widya Kandi Susanti beberapa waktu yang lalu terus menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat. Menanggapi wacana pergantian slogan tersebut, Ikatan Mahasiswa Kendal (IMAKEN) menggelar seminar sehari bertajuk “Kendal: Antara Beribadat atau Hebat?” Rabu (15/1) di RM Aldila Kendal. Hadir sebagai pembicara dalam seminar tersebut asisten pemerintahan Kabupaten Kendal Winarno, SH, MM, pengamat politik dan direktur eksekutif Lembaga Penelitian Pemberdayaan Indonesia (LPPI) Drs Joko J Prihatmoko, Msi dan anggota DPRD Kendal Kartiko Nursapto.
Bupati Kendal yang dalam kesempatan ini diwakili asisten pemerintahan Winarno menjelaskan, pergantian slogan Kendal Beribadat menjadi Kendal Hebat dimaksudkan untuk memotivasi kabupaten Kendal menjadi kabupaten yang benar-benar Hebat dalam artian yang positif. Winarno menambahkan bahwa slogan Beribadat sudah ada sejak tahun 1991 yang diatur dalam Perda No 19 tahun 1991. “Setelah 22 tahun kita butuh aktualisasi diri untuk memotivasi kita menjadi lebih baik, dengan harapan benar-benar menjadi kabupaten yang hebat,” ungkap Winarno.
Pendapat lain diungkapkan anggota DPRD Kendal Kartiko Nursapto, menurutnya rencana pergantian slogan hanya pengakuan implisit Bupati. Wacana pergantian slogan tidak memiliki landasan yang kuat untuk ditindak lanjuti. “Seharusnya Bupati lebih memikirkan hal-hal yang lebih terlihat nyata, pembangunan infrastruktur kendal seperti pembangunan dan perbaikan jalan seharusnya menjadi prioritas bupati daripada nguri-nguri masalah slogan.” tegas politisi PKS tersebut.
Joko J Prihatmoko dari kalangan akademisi tidak sepenuhnya menolak pergantian slogan Kendal, namun Joko mengakui penggunaan kata hebat sebagai slogan Kabupaten Kendal dirasa terlalu memaksa dan terkesan narsis. Karena menurutnya, jarak antara kenyataan dan slogan menjadi penting agar tidak berakitan mempermalukan diri sendiri. “Slogan daerah atau city branding harus dijadikan sebagai akibat, bukan sebab,” imbuh pria yang juga berstatus dosen Ilmu Politik FISIP Universitas Wahid Hasyim Semarang tersebut.
Joko juga menambahkan penggunaan kata hebat sangat terindikasi dengan kepentingan politik Bupati Kendal. Kata hebat diduga masih berhubungan dengan slogan partai PDI Perjuangan (Indonesia Hebat) yang juga menggunakan kata tersebut. Sperti diketahui bersama bahwa Bupati Kendal saat ini juga menjabat sebagai ketua DPC PDI Perjuangan Kendal. (Mustafad)
Jual Kacamata Minus

close
Jual Flashdisk Isi Ribuan Buku Islam PDF