Ilustrasi kapak. Foto: istimewa. |
WAWASANews.com - Berdasarkan informasi yang beredar, terjadi peristiwa penculikan, pengeroyokan, penyekapan, pengancaman, pencurian data elektronik pada 30 September 2019 sampai 1 Oktober 2019, yang berlangsung selama hampir 12 jam dan menimpa Ninoy N Karundeng.
Hal itu diketahui publik setelah video bonyoknya Ninoy tersebut viral, terjadi di Masjid Al Falah. Video disebarkan oleh pelaku tindakan keji terhadap Ninoy.
Ceritanya, Ninoy datang seorang diri mengendarai sepeda motor ke daerah Pejompongan untuk meliput demo yang terjadi di sekitar Bank BNI Pejompongan, Jakarta Pusat.
Ketika sampai di jalan dekat ke arah Bank BNI di Pejomponganan, ternyata sudah ditutup jalurnya. Semua kendaraan disuruh berbalik arah ke arah Benhil.
Pada saat yang bersamaan Ninoy juga melihat banyak orang yang kena gas air mata dibawa ke dalam gang yang ternyata belakangan baru dia tahu mereka dibawa ke masjid Al Falah.
Ninoy memarkirkan motornya di seberang jalan warung Taichan yang ada di pertigaan dekat Masjid Al Falah. Dia berjalan ke dalam mengikuti arah para korban gas air mata yang berjarak sekitar 50 meter dari jalan utama.
Ninoy kemudian mengambil foto di depan masjid Al Falah. Tiba-tiba seseorang di kerumunan massa menanyakan kepada Ninoy, dari mana? Ninoy menjawab dari Tangerang, Banten.
Orang tersebut lantas memeriksa hape milik Ninoy yang kebetulan Facebook dia terbuka, ada artikel Abdul Basith. Serta-merta dia diteriaki sebagai penyusup, intel, musuh, polisi, dan cepu. Dia dipukuli beramai-ramai dan ditarik ke dalam masjid Al Falah.
Sampai di dalam masjid, interogasi dilakukan terhadap Ninoy. Salah satu orang yang berseragam medis menginterogasi Ninoy. Tas jinjing dan tas ransel Ninoy diperiksa. Dua hape yang ada di dalam tas Ninoy diperiksa. Sementara satu hape lagi hilang karena jatuh di depan pintu masjid saat Ninoy diseret masuk ke dalam masjid.
Orang tersebut menanyakan apakah tujuan Ninoy berada di lokasi musuh. Ninoy menjawab hanya meliput demo. Mereka marah dan memukulinya. Mereka tidak percaya dan terus memukuli. Salah seorang dari mereka menanyakan lagi. Siapa yang mengirim Ninoy. Ninoy menjawab tidak ada yang mengirim, independen.
Mereka terus menanyakan siapa yang mengirim Ninoy. Kebetulan di dalam tas ada kartu Pers Relawan JokowiApp ditemukan. Mereka memukuli Ninoy bertubi-tubi. Sementara itu seorang petugas medis memerintahkan untuk menghapus data hape milik Ninoy dengan cara mereset ulang hape milik Ninoy. Orang tersebut juga memerintahkan kepada seorang lainnya yang ada di situ untuk memeriksa isi laptop Ninoy.
Serta-merta dilihat informasi tentang tulisan tentang politik mendukung Jokowi. Mereka marah-marah dan memukuli beramai-ramai. Di sela-sela interogasi, ada beberapa orang yang memberikan obat untuk menghentikan pendarahan di mulut Ninoy. Ninoy juga diberi roti dan air.
Ninoy meminta untuk dipulangkan berkali-kali namun tidak dikabulkan. Namun petugas medis menyatakan tidak boleh pulang. Tim medis menyatakan dia bertanggung jawab atas keselamatan Ninoy hanya di dalam masjid. Selepas keluar dari masjid bukan tanggung jawabnya. Ninoy pun meminta lagi untuk dilepaskan dari penculikan.
Berkali-kali banyak rombongan orang-orang datang dan menginterogasi Ninoy dan memukuli bertubi-tubi. Pemukulan terus berlangsung. Salah seorang datang sekitar pukul 03.00 pada 1 Oktober 2019. Orang tersebut yang dipanggil sebagai Habib menginterogasi dan langsung memukul kepala Ninoy berkali-kali. Dia terus menginterogasi dan meminta Ninoy untuk bertobat, Ninoy disuruh sholat.
Tim medis dan seorang ahli IT di dalam masjid kembali membuka laptop. Setiap saat membuka draft tulisan di laptop Ninoy untuk status di Facebook, orang-orang yang hadir berteriak-teriak sambil menyebut orang-orang tertentu. Mereka memukuli Ninoy lagi.
Ninoy juga dicecar berkali-kali untuk menyebutkan siapa yang mengirimkan Ninoy. Siapa kelompoknya? Apakah Ninoy bagian dari kelompok para buzzer Jokowi? Ninoy menjawab bahwa dia independen. Tidak ada yang mengirim. Ninoy memang relawan Jokowi.
Mereka menanyakan apakah Ninoy bagian dari kelompok Denny Siregar, Eko Kuntadi, Abu Janda, Kajitow Elkayani, Manuel Mawengkang, Ni Luh Jelantik, dan lainnya.
Kemudian ada orang lain lagi yang menginterogasi dan menemukan kunci mobil dan motor Ninoy. Mereka menanyakan di mana mobil dan motor. Ninoy menjawab dia datang dengan motor. Mereka meminta kunci dan membawa motor ke halaman masjid.
Seorang yang dipanggil oleh orang-orang di dalam masjid Al Falah sebagai Habib tersebut memerintahkan kepada orang medis untuk menyediakan ambulans, untuk mengangkut mayat Ninoy yang akan dibawa keluar dari masjid. Timbul perdebatan di antara orang-orang yang berada di dalam masjid tersebut.
Dalam sekapan para pelaku, Ninoy pasrah menunggu eksekusi dan tidur. Ninoy berkali-kali memohon kepada Ibu-ibu dan orang-orang di sana agar tidak dibunuh. Mereka menyebutkan bahwa darah Ninoy halal.
Sebagian besar para pelaku di tempat berpendapat Ninoy harus dibunuh. Jika Ninoy tidak dibunuh, dia dikhawatirkan akan melaporkan ke polisi. Jika dia tidak dibunuh maka akan menjadi masalah besar dan polisi akan menyerang. Ninoy juga sering menulis yang berseberangan dengan paham mereka.
Eksekusi mati terhadap Ninoy dengan cara dibelah kepala tetap akan dijalankan menjelang ba'da Subuh. Kapak telah disediakan. Beberapa jam berikutnya Habib pun menanyakan kepada Tim medis tentang ambulans yang akan digunakan untuk mengangkut mayat Ninoy.
Kemudian datang beberapa orang menginterogasi lagi dan memukuli lagi. Ninoy memohon untuk tidak dibunuh. Tetapi Tim medis menyatakan bahwa dia hanya menjamin keselamatannya di dalam masjid Al Falah saja. Di luar itu bukan tanggung jawab Tim medis. Istri Tim medis juga menyampaikan untuk bertobat dan menyerahkan hidup dan mati di tangan Allah SWT bukan di tangan manusia.
Menjelang Subuh orang yang dipanggil sebagai Habib menanyakan lagi tentang ambulans. Tim medis menyatakan ambulans belum ada. Padahal waktu eksekusi hampir habis.
Karena ambulans tidak datang, maka timbul kesulitan untuk mengeluarkan Ninoy dari dalam masjid Al Falah. Orang-orang yang ada di dalam masjid lalu merundingkan untuk melepaskan Ninoy.
Sebelum dilepas, Ninoy diminta untuk tidak melaporkan ke polisi. Jika melaporkan, Ninoy akan dibunuh. Beberapa orang meminta alamat Ninoy dan KTP untuk difoto sebagai barang bukti. Selain itu, Ninoy juga disuruh untuk membuat surat pernyataan untuk ikhlas dan pemukulan-pemukulan sebagai akibat dari kesalahpahaman.
Orang medis itu menyatakan bahwa sebagai ahli hukum, dia selalu membawa meterai. Ninoy menulis pernyataan mengikuti sesuai dengan arahan orang tim medis. Ada seorang lelaki menginterogasi dan mencatat data-data Ninoy dan keluarganya di dalam ponsel dia.
Datang lagi orang yang yang menginterogasi untuk memaksa bahwa Ninoy bekerja untuk Jokowi. Mereka tidak menerima pengakuan. Lalu setelah itu, mereka meminta lagi untuk merekam pengakuan dan pertobatan oleh Ninoy.
Lalu dibuatlah rekaman lainnya. Kali ini interogasi dilakukan oleh orang yang memukul Ninoy sebelumnya. Dia memaksa Ninoy untuk membuat pengakuan dan sumpah, agar Ninoy berjanji kepada Allah Swt. di bawah sumpah dan tidak melaporkan ke pihak mana pun termasuk polisi.
Setelah sholat subuh, mereka meminta kunci sepeda motor milik Ninoy. Ternyata kunci motor tidak ada di tangan Ninoy, hilang. Ninoy lalu meminta untuk dilepaskan dan motor ditinggalkan saja di masjid dan tiga hari ke depan setelah sembuh akan mengambil motor ke masjid. Untuk itu Ninoy meminta nomor salah satu orang yang ada di sana.
Tim medis kemudian menyerahkan tas, ransel, laptop, kepada Ninoy, namun mereka mengambil kartu SIM Hp milik Ninoy dan juga mengambil eksternal hard disk milik Ninoy. Ninoy juga diberi surban oleh seseorang untuk menutupi luka-luka di muka Ninoy.
Selanjutnya, seorang lelaki tim medis memesankan Go Box untuk mengirimkan Ninoy beserta motornya ke rumah Ninoy agar tahu rumah Ninoy. Setelah hampir satu setengah jam, sekitar pukul tujuh pagi, Ninoy dilepaskan dengan mobil Go Box yang dipesan oleh tim medis menuju rumahnya.
Beberapa jam berikutnya viral video pengeroyokan yang beredar luas di internet yang dilakukan oleh salah satu dari yang menginterogasi dan mengancam untuk membunuh Ninoy.
Demikian kejam dan rusaknya perilaku orang-orang yang merasa dirinya paling benar hingga mau menumpahkan darah sesama saudaranya. (wn/ab)