Perbedaan Pendapat Ulama Mengenai Masuknya Waktu Shalat Wajib -->
Cari Berita

Advertisement

Perbedaan Pendapat Ulama Mengenai Masuknya Waktu Shalat Wajib

WAWASANews.com
Kamis, 30 November 2023
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ribuan Kitab PDF
WAWASANews.com - Shalat wajib adalah salah satu rukun Islam yang sangat penting. Setiap Muslim diwajibkan untuk melaksanakannya sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT. Waktu-waktu shalat wajib telah ditentukan oleh syariat Islam dan merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap Muslim. Namun, dalam menentukan masuknya waktu shalat, terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama. Berikut adalah gambaran ringkas tentang perbedaan pandangan ulama mengenai masuknya waktu shalat wajib.

1. Subuh

Perbedaan pendapat pertama terkait waktu shalat Subuh. Waktu Subuh dimulai dengan terbitnya fajar shadiq atau cahaya putih yang menyapu langit. Ulama berbeda pendapat apakah waktu Subuh sudah dimulai ketika cahaya fajar terlihat atau ketika fajar tersebut menyapu seluruh langit.

Sebagian ulama berpendapat bahwa waktu Subuh dimulai ketika cahaya fajar pertama kali terlihat di ufuk timur. Mereka berargumen bahwa ini sesuai dengan hadis yang menyebutkan bahwa waktu Subuh dimulai ketika fajar pertama kali terlihat.

Namun, ada juga ulama yang berpendapat bahwa waktu Subuh dimulai ketika cahaya fajar telah menyapu seluruh langit. Mereka berargumentasi bahwa ini lebih konsisten dengan hadis-hadis yang menyebutkan tentang waktu Subuh.

2. Dzuhur

Perbedaan pandangan ulama juga muncul terkait masuknya waktu shalat Dzuhur. Waktu Dzuhur dimulai setelah matahari berada pada titik puncaknya dan kemudian mulai menurun. Meskipun prinsip dasarnya sama, ulama berbeda pendapat tentang batas waktu tersebut.

Beberapa ulama berpendapat bahwa waktu Dzuhur dimulai ketika matahari mulai menurun setelah mencapai titik puncaknya. Mereka menyebutkan hadis yang mencatat bahwa Nabi Muhammad SAW melaksanakan shalat Dzuhur ketika bayangan benda-benda mulai tumbuh.

Namun, ada juga ulama yang berpendapat bahwa waktu Dzuhur dimulai ketika matahari telah sepenuhnya menurun dari titik puncaknya. Mereka mengutip hadis yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW biasa menunggu sejenak setelah matahari mencapai titik puncak sebelum melaksanakan shalat Dzuhur.

3. Ashar

Perbedaan pandangan juga muncul terkait waktu shalat Ashar. Waktu Ashar dimulai setelah waktu Dzuhur berakhir dan sebelum matahari terbenam. Beberapa ulama berpendapat bahwa waktu Ashar dimulai ketika bayangan benda-benda mulai tumbuh setelah matahari menurun dari titik puncaknya.

Namun, ada juga ulama yang berpendapat bahwa waktu Ashar dimulai ketika bayangan benda-benda mulai tumbuh setelah matahari menurun sejauh setelah panjang bayangan setara dengan panjang benda itu sendiri. Mereka mengutip hadis yang menyebutkan bahwa waktu Ashar dimulai ketika bayangan seekor benda setara dengan panjang benda itu sendiri.

4. Maghrib

Perbedaan pendapat terkait masuknya waktu shalat Maghrib juga menjadi perhatian ulama. Waktu Maghrib dimulai setelah matahari terbenam. Namun, ada perbedaan pendapat tentang sejauh mana waktu Maghrib bisa diperpanjang.

Beberapa ulama berpendapat bahwa waktu Maghrib berlangsung sampai cahaya merah matahari benar-benar hilang dari ufuk. Mereka berargumentasi bahwa ini sesuai dengan hadis yang menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW melarang melaksanakan shalat setelah matahari terbenam.

Namun, ada juga ulama yang berpendapat bahwa waktu Maghrib berlangsung hingga cahaya merah benar-benar menghilang dari langit. Mereka mengutip hadis yang menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW menunda shalat Maghrib hingga langit benar-benar gelap.

5. Isya'

Perbedaan terakhir terkait waktu shalat Isya. Waktu Isya dimulai setelah waktu Maghrib berakhir dan malam telah sepenuhnya tiba. Meskipun secara umum setuju tentang kapan waktu Isya dimulai, ulama berbeda pendapat tentang batas waktu akhirnya.

Sebagian ulama berpendapat bahwa waktu Isya berlangsung hingga tengah malam. Mereka berargumentasi bahwa hal ini sesuai dengan hadis yang mencatat bahwa waktu Isya berlangsung hingga setengah malam.

Namun, ada juga ulama yang berpendapat bahwa waktu Isya berlangsung hingga fajar terbit. Mereka mengutip hadis yang menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW pernah melaksanakan shalat Isya hingga hampir tengah malam.

Dalam memahami perbedaan pendapat ulama mengenai masuknya waktu shalat wajib, penting untuk diingat bahwa perbedaan ini bukanlah hal yang merugikan umat Islam. Sebaliknya, perbedaan pendapat ini mencerminkan keluwesan dan keragaman dalam penafsiran terhadap nash-nash agama. 

Oleh karena itu, meskipun kita memilih untuk mengikuti salah satu pendapat ulama yang diyakini sebagai yang paling kuat dalilnya, sebaiknya kita menghormati perbedaan pendapat tersebut. Intinya, yang terpenting adalah melaksanakan shalat wajib sesuai dengan tuntunan agama dan niat yang tulus ikhlas untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. (wn/ab)

Jual Kacamata Minus

close
Jual Flashdisk Isi Ribuan Buku Islam PDF