![]() |
| Cover Ebook Khutbah Jumat Waktu Menerus Usia Menyusut |
WAWASANews.com - Bayangkan Anda berdiri di mimbar, melihat ke arah jamaah yang sebagian besar adalah pekerja kantoran. Wajah-wajah yang lelah setelah sepekan dikejar target, macet, lembur, dan rapat yang seolah tidak ada habisnya.
Di satu sisi, Anda ingin menyentuh hati mereka dengan pesan yang kuat tentang waktu dan usia. Di sisi lain, Anda juga tidak ingin khutbah terlalu panjang, cukup 10–15 menit, padat, jelas, dan mudah dicerna. Di titik seperti inilah Ebook “Khutbah Jumat: Waktu Menerus, Usia Menyusut (15 Menit Untuk Pekerja Kantoran)” menjadi teman yang sangat membantu.
Ebook ini berangkat dari satu kenyataan sederhana, tapi sering kita lupa: waktu tidak pernah berhenti. Ia terus menerus berjalan, sementara usia kita pelan-pelan menyusut. Setiap hari yang lewat bukan sekadar pergantian tanggal di kalender, tapi jatah hidup yang tidak akan kembali lagi.
Tema ini sengaja dipilih karena sangat dekat dengan kehidupan para pekerja kantoran. Mereka terbiasa dengan jam kerja, deadline, target bulanan, dan berbagai tekanan profesional. Namun, di balik semua itu, sering kali ada sesuatu yang terabaikan: kesadaran bahwa waktu bukan hanya soal produktivitas dunia, tetapi juga soal bekal akhirat.
Di dalam khutbah yang ada di Ebook ini, khatib mengajak jamaah untuk melihat waktu dengan cara yang lebih jernih. Bukan hanya sekadar “sibuk”, tapi “sibuk untuk apa?”. Ada ajakan halus namun tegas agar jamaah lebih sadar dalam mengisi waktu.
Bahwa bekerja itu penting, menafkahi keluarga itu mulia, mengejar target itu perlu, tetapi semua itu tidak boleh membuat kewajiban syariat tergeser ke pinggir. Shalat jangan sampai tertunda hanya karena rapat, tilawah jangan lenyap hanya karena gawai, dan dzikir jangan hilang hanya karena rasa lelah.
Di saat yang sama, khutbah ini juga mengingatkan tentang rumah. Tentang keluarga yang kadang hanya kebagian sisa energi. Betapa banyak orang pulang dalam keadaan sangat lelah, lalu merasa cukup hanya dengan duduk diam di depan televisi atau ponsel.
Padahal, di rumah ada istri yang menunggu didengarkan, ada anak yang ingin ditemani bercerita, ada keluarga yang sejatinya sedang menunggu sentuhan iman dan kasih sayang. Khutbah ini mengajak para jamaah, terutama para ayah dan kepala keluarga, untuk melihat beberapa menit berkualitas bersama keluarga sebagai investasi akhirat, bukan sekadar aktivitas sampingan ketika tidak sibuk.
Yang membuat Ebook ini menarik bukan hanya tema besarnya, tetapi juga pondasinya yang kuat. Naskah khutbah disusun dengan landasan Al-Qur’an dan hadits yang jelas, tidak sekadar kata-kata motivasi kosong. Surat Al-‘Ashr menjadi salah satu poros utamanya; surat pendek yang oleh banyak ulama sudah dianggap cukup sebagai peringatan keras tentang kerugian orang yang menyia-nyiakan waktu tanpa iman, amal saleh, saling menasihati dalam kebenaran, dan kesabaran.
Hadits-hadits Rasulullah Saw tentang dua nikmat yang sering dilalaikan—kesehatan dan waktu luang—ikut dihadirkan. Demikian juga hadits tentang empat perkara yang akan ditanya di hari kiamat: umur, ilmu, harta, dan tubuh; ke mana semua itu dihabiskan.
Selain itu, Ebook ini juga menghidupkan kembali hikmah-hikmah para ulama salaf. Ada ungkapan ulama yang menggambarkan manusia sebagai kumpulan hari-hari, di mana setiap hari yang pergi berarti sebagian dirinya ikut pergi. Ada pula penjelasan tentang makna umur yang berkah; bahwa bukan panjang-pendeknya usia yang penting, tetapi seberapa banyak kebaikan yang terisi di dalamnya. Di tangan jamaah, semua ini bukan hanya sekadar kutipan indah, tetapi cermin untuk melihat ke dalam diri: selama ini waktu habis untuk apa saja?
Walaupun bertumpu pada dalil dan perkataan ulama, gaya bahasa khutbah dalam Ebook ini tetap mengalir. Tidak kaku, tidak terlalu “berat”, namun tetap menjaga kehormatan mimbar. Contoh-contoh yang digunakan dekat dengan dunia pekerja kantoran: rapat yang menumpuk, target yang menekan, pesan masuk tanpa henti, godaan lembur tanpa batas, sampai kebiasaan “mengorbankan” waktu shalat demi urusan kantor. Semua disampaikan dengan nada mengingatkan, bukan menghakimi, sehingga jamaah bisa merasa tersentuh tanpa merasa diserang.
Bagi khatib, salah satu keuntungan terbesar dari Ebook ini adalah kemudahannya untuk langsung dipakai. Anda tidak perlu menghabiskan waktu panjang untuk menyusun naskah dari nol di tengah kesibukan. Struktur khutbah sudah tertata rapi: pembukaan, penyampaian tema, dalil-dalil utama, penguatan dengan perkataan ulama, contoh-contoh praktis dalam kehidupan kerja dan keluarga, lalu penutup dan doa. Jika dibawakan dengan tempo wajar, durasinya berada di kisaran 10–15 menit. Cukup untuk mengisi hati, tidak membuat jamaah lelah, dan masih menyisakan ruang untuk mereka merenung setelah shalat.
Beli Ebook Khutbah Jumat Waktu Menerus Usia Menyusut
Ebook ini juga fleksibel. Anda bisa membacanya sebagaimana adanya, atau menambahkan sentuhan pribadi sesuai karakter Anda sebagai khatib dan kondisi jamaah. Mungkin di satu masjid lebih cocok ditambah contoh seputar lingkungan kantor pemerintahan, di tempat lain tentang dunia swasta atau startup. Naskah dasar di dalam Ebook ini memberikan kerangka yang kuat, sehingga Anda tinggal mengisi sedikit variasi tanpa kehilangan benang merah tema.
Dari sisi nilai, maharnya juga tidak berat. Dibandingkan waktu yang bisa Anda hemat dan kualitas isi khutbah yang Anda dapat, harga Ebook ini relatif murah. Apalagi jika Anda khatib yang sering mengisi secara rutin, memiliki satu khutbah yang tertata dengan baik seperti ini bisa menjadi investasi yang terasa manfaatnya berulang kali. Anda bisa memakainya di masjid kantor, masjid komplek, masjid kampus, atau masjid lingkungan, kapan pun tema tentang waktu dan usia ini dirasa sangat relevan.
Pada akhirnya, Ebook ini bukan sekadar kumpulan kalimat. Ia adalah upaya kecil untuk membantu para khatib menyampaikan pesan besar: bahwa waktu tidak menunggu siapa pun, dan usia tidak pernah mundur. Dengan bantuan naskah yang rapi, dalil yang kuat, dan gaya bahasa yang dekat dengan keseharian pekerja kantoran, harapannya khutbah yang Anda sampaikan bukan hanya menambah pengetahuan jamaah, tetapi juga benar-benar menggerakkan mereka untuk memperbaiki cara mereka memandang waktu, pekerjaan, dan keluarga.
Kalau Anda selama ini sering merasa, “Saya ingin khutbah yang singkat tapi berisi, dan nyambung dengan dunia orang kantoran,” maka Ebook ini adalah salah satu jawaban yang paling sederhana dan praktis untuk Anda miliki. (wws/ab)




